Website itu adalah bagian dari media informasi. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Mobilitas masyarakat perkotaan yang semakin cepat menuntut media untuk mampu mengimbangi kebutuhan masyarakat akan informasi, #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Maka, perfoma sebuah website itu penting, website harus menyampaikan informasi tersebut secepat mungkin. #NRD2Share pic.twitter.com/3kkG2n1KW7
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Nah, untuk itu gue mau coba bahas gimana mengoptimalkan performa website supaya lebih mumpuni dalam menyajikan informasi. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Kita coba itung dulu kenapa lo harus mengoptimalkan website lo. Seberapa tolerable user untuk nunggu website lo kebuka? #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Misal, website lo berukuran 1MB. Jika transfer rate user adalah 60KB/s, maka user butuh waktu sekitar 16s untuk akses website lo #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Kalau ngakses website lo membutuhkan 16 detik yakin tuh user mau nungguin untuk buka website lo? #NRD2Share pic.twitter.com/CdbLeHVT2Z
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Sebelum ngebahas beberapa solusinya, enaknya sih tau dulu gimana ngeceknya. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Beberapa tools online semacam Google PageSpeed atau Web Page Test tersedia free buat lo-lo pada! #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Atau kalo lo terbiasa pake command line, Addy Osmani ngebuatin PSI yang bisa di-porting ke task runner. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Developer tools di browser masing2 juga harus jadiin sohib. Tab network, timeline, dll bisa jadi ukuran buat optimalisasi. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Kalo udah tau cara ngeceknya, berarti tinggal poin-poin utamanya yang dibahas. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Pertama, struktur CSS dan JS harus sesuai. usahakan JS gak diletakan di atas karena akan ngeblokir asset lain yang akan di-load. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Kedua, masing-masing CSS/JS/images bisa disatuin. tujuannya untuk mengurangi HTTP requests ke server. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Ketiga, kompresi file yang akan user terima & melakukan caching agar user gak perlu bolak-balik request ke server file yg sama. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Keempat, masih dikompresi, cuma lebih spesifik untuk image. Pastiin user disajiin image yang udah lo kompres. Jangan 1MB juga :p #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Kelima, buang file CSS atau JS yang gak diperluin. Sederhananya, ngapain ada kalo emang gak dibutuhin? Gak jadi duit juga :( #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Keenam, CSS, JS, dan image diusahakan loadnya itu asynchronous. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Ketujuh, prioritasin renderan layout yang user bakal langsung liat ketika landing di website lo. Sisanya, bisa nunggu. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Jadi ya, optimalisasi performa website itu wajib hukumnya supaya informasi yang diterima user juga bisa optimal. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Sama kayak olahraga kan. Harus paham tekniknya dulu biar hasilnya bisa optimal. #NRD2Share #NRD2Fit pic.twitter.com/SF5d695rF2
— o.O (@bravocado) August 27, 2015
Dan dengan muluk, harapannya sih pengen website-website Indonesia punya performa yang kece-kece. #NRD2Share
— o.O (@bravocado) August 27, 2015